Header Ads

SPBU- Teman Perjalanan

Apa yang kau tahu tentang SPBU? Tidak lebih dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum, bukan? Itu kepanjangannya. Bukan makna sebenarnya. Makna sebenarnya bisa saja tergantung kita menggunakan sudut pandang apa kita menafsirkannya.

Aku adalah salah satu dari sekian banyak kalangan yang memiliki penafsiran khusus tentang SPBU. Bagiku, SPBU tidak hanya sekedar tempat pengisian bahan bakar. Tetapi juga teman perjalanan.

SPBU-Teman Perjalanan

Berbilang waktu dan masa dalam hidup selalu penuh dengan kisah menarik di dalamnya. Ada yang tanpa sengaja terjadi, ada juga yang terencana. Tetapi, apapun itu, selama hidup seseorang perlu mengalami banyak hal, mencoba sesuatu yang baru dan mencari berbagai inspirasi.

Berbagai tempat perlu kita datangi. Dengan begitu, kita tahu perbedaan tempat kelahiran kita- kekurangan dan kelebihannya-dengan tempat yang kita datangi itu. Dengan begitu, kita bisa menyapa orang baru, menikmati pemandangan alam yang baru; berbeda dari pemandangan alam di tanah kelahiran kita. Mencoba jenis makanan baru, dan sebagainya. Kesadaran itu perlu kita miliki. Sebab, toh kita tak selalu hidup pada satu model ruang dan waktu.(Baca juga: Jangan Salahkan Pagi)

Hamka, dalam Falsafah Hidup mengungkapkan; “Di dalam bedungan ibu kita menggerakkan badan melepaskan ikatan bedung. Lepas dari asuhan ibu, kita merangkak, kita ansur tegak dan kita jatuh, lalu kita tegak lagi dan jatuh lagi. Kemudian tegak terus untuk pergi berjuang ke medan permainan, lalu ke medan hidup, lalu ke perjuangan dalam batin kita sendiri, menegakkan yang baik dan melawan yang buruk”. (Baca juga: Menjadi Manusia Bahagia)

Itulah hidup. Tentang berbentuk janin, lahir, merangkak, berjalan dan mengenal alam semesta. Tetapi, bukankah kesempatan hidup hanya datang sekali? Jika benar hanya sekali, mari mengalami banyak hal.

Well, kembali ke SPBU. Tempat ini adalah sahabat perjalananku selama ini. Aku memang seorang wanita yang suka bertualang. Bepergian dengan sepeda motor, bagiku, merupakan sebuah percobaan yang tak pernah selesai. Sudah menjadi habitus, bagian yang erat melekat dalam perjalanan hidup.

Karenanya, yang jelas, sudah tak terhitung lagi rupa dan ukuran jalanan yang aku jejali dengan sepeda motorku. Baik di sekitar daerah tempat tinggalku, maupun ke tempat yang lebih jauh. Jika liburan, aku jarang sekali menggunakan bus atau travel. Aku lebih memilih sepeda motorku sebagai kendaraan yang membawaku pulang. Ke rumah, di Puhsarang, Kediri.

SPBU-Teman Perjalanan

Pengalaman, kesukaan, dan kebiasaan inilah yang telah mendekatkan aku dengan tempat yang dikenal sebutan “Pom Bensin” itu. Di SPBU aku bertemu-menyapa-ngobrol-bertukar informasi dengan banyak orang kala bingung atau salah arah dalam perjalanan. Di SPBU, aku membersihkan badan (baca: mandi) saat gerah karena perjalanan yang melelahkan. Tak terbilang lagi pengalaman aku dengan SPBU.

Karena kebiasaan itu, aku semakin menganggap perjalanan yang akan aku tempuh tak akan menemukan kendala. Tersesat, tinggal cari SPBU terdekat. Bertanya dan menggali banyak informasi. Jika tak sempat mandi sebelum memulai perjalanan, mampir saja di SPBU. Mandi, membersihkan badan, dan meneruskan perjalanan.(Baca: Takut)

Sesederhana itu? Ya. Setidaknya karena aku pun percaya, hidup adalah perjalanan panjang yang selalu meninggalkan jejak; yang baik pun yang buruk. Dan untuk hal itu, aku cukup setuju dengan Mae West, artis Amerika tahun 1980-an itu. Katanya, “You only live once, but if you do it right, once is enough.”

Bahwa hidup Cuma sekali. Tetapi jika selama hidup kita melakukan hal yang baik, sekali itu sudah cukup. Selama perjalanan, mampir di SPBU dan mengalami perjumpaan dengan orang-orang baru adalah bagian dari perjalanan hidup yang masih panjang ini (semoga).

Dan, dengan mereka kita menyuguhkan kebaikan; tutur kata yang ramah, sapaan berbalut senyum. Mengapa tidak? Toh, aku sendiri bahkan tak pernah tahu, kapan aku bisa menemui mereka lagi di tempat yang sama, dengan kehangatan yang sama, kan?

Bagiku, perjalanan hidupku masih panjang. Aku merasa perlu merasakan banyak pengalaman yang dapat mempertemukan aku dengan alam semesta, kehidupan orang lain, yang berbeda tetapi tetap berlimpah keramahan dan keharmonisan. Setidaknya, SPBU mengajarkan aku tentang itu. Jadi lah dia teman perjalananku.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.